Tumbuh – Tak Mekar – dan Layu…

Entah sejak kapan aku mulai sering memikirkannya. Kami sudah saling mengenal cukup lama. Setidaknya cukup lama dibandingkan waktu yang harus di tempuh tiap semester di sebuah universitas tempatku belajar. Pada awalnya aku hanya menganggapnya teman dan tak pernah berfikir untuk lebih dari itu, mengingat dirinya yang menurutku “nggak aku banget”. Bukan karena tak tampan, tak cerdas atau apapun itu. Hanya saja aku selalu berfikir “dy itu gak aku banget”. Alhasil selama berteman sekian lama tak pernah terpatri rasa apa – apa. Jangankan sebuah rasa. Memikirkannya pun bahkan tak pernah.

Hingga ada satu waktu, yang membuatku harus bersama dengannya dalam waktu yang cukup lama. Berdua saja. Aku tau bahwa syaitan mulai memainkan harpa mematikannya untuk kami berdua. Dan mungkin aku terlalu lemah untuk menolak tawaran yang terlihat begitu indah dan nyaman tapi mematikan dengan penyiksaan yang tak berujung. Aku cukup terlena selama beberapa waktu. Waktu yang cukup untuk menumbuhkan tanaman yang tlah kutancapkan ke tanah dengan tak lupa untuk memupuknya dan menyiramnya dengan hati yang berbunga.

Hingga di satu waktu aku terjebak dalam 2 pilihan yang tak mampu untu kupilih. Dan dengan sangat sadar aku memutuskan untuk menorehkan luka pada tanaman yang mulai berkembang. Membuatnya layu tapi begitu enggan untuk mati. Membuat semuanya berada dalam kebimbangan. Menancapkan rasa sakit yang berlebih tidak hanya pada 1 tanaman. Tapi juga tanaman yang lainnya.

Aku tak pernah tau bagaimana akhir dari ini semua. Hanya bisa berharap semuanya kan berakhir dengan indah.

#Aku bingung ini coretan apa… Gak jelas sih ini apa… Kalo dibilang cerpen, gak ada endingnya… Kalo dibilang cerbung, aneh ceritanya… -,-a

Satu tanggapan

Tinggalkan Balasan ke gandifauzi Batalkan balasan